Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) teramat penting sebagai kemampuan dasar anak untuk memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD). Di era kompetitif ini tidak jarang orang tua yang memaksa buah hatinya untuk segera lancar calistung sebelum memasuki jenjang SD. Padahal seperti kita tahu setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Sebelum memaksa anak menguasai calistung, sebaiknya ayah bunda simak tahapan kemampuan calistung dan cara stimulasi yang tepat agar sang buah hati mudah menguasai calistung.
Tahapan Perkembangan Calistung
Tumbuh kembang anak tentunya akan dapat dicapai secara bertahap. Begitupun pada kemampuan calistung juga memiliki tahapan perkembangan masing-masing. Memaksakan buah hati untuk segera menguasai calistung justru akan semakin memperlambat perkembangan kognitfnya dan mengganggu kesehatan mental anak. Maka ayah bunda perlu mengajarkan sesuai tahapan perkembangan calistung. Berikut tahapan calistung menurut Departemen Pendidikan Nasional (2000):
- Tahap Perkembangan Kemampuan Membaca
Pertama, tahap fantasi (magical stage). Anak mulai belajar menggunakan buku, melihat atau membolak-balikkan buku. Pada tahap ini ayah bunda dan pendidik dapat menunjukkan perlunya membaca buku. Dapat dilakukan dengan cara membacakan dan membicarakan buku dengan anak.
Kedua, tahap pembentukan konsep diri (Self Concept Stage). Anak mulai melihat diri dalam kegiatan membaca, pura–pura membaca buku, memberi makna gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan. Pada tahap ini ayah bunda dan pendidik dapat membacakan dan melibatkan anak membaca berbagai buku.
Ketiga, tahap membaca gambar (Bridging Reading Stage). Anak mulai sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, dapat mengenal cetakan kata dari puisi atau lagu yang dikenalnya serta sudah mengenal abjad. Pada tahap ketiga orang tua atau guru membacakan sesuatu pada anak-anak, menghadirkan berbagai kosakata pada lagu dan puisi, memberikan kesempatan menulis.
Keempat, tahap pengenalan bacaan (take–off reader stage). Anak mulai tertarik dengan konteknya dan berusaha mengenal tanda–tandanya seperti kata susu, pasta gigi dan atau papan iklan. Pada tahap ini ayah bunda dan pendidik harus membacakan sesuatu untuk anak-anak sehingga mendorong anak membaca suatu pada berbagai situasi dan jangan memaksa anak membaca huruf secara sempurna.
Kelima, tahap membaca lancar (Independent Reader Stage). Anak dapat membaca berbagai jenis bacaan yang berbeda secara bebas. Menyusun pengertian dari tanda, pengalaman dan isyarat yang dikenalnya, dapat membuat perkiraan-perkiraan bahan bacaan. Pada tahap ini ayah bunda dan pendidik masih tetap membacakan berbagai jenis buku pada anak. Tindakan ini akan mendorong agar dapat memperbaiki bacaannya.
- Tahap Perkembangan Menulis
Pertama, tahap mencoret atau membuat goresan (scribble stage). Anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat–alat tulis. Mereka sedang memulai belajar tentang bahasa tertulis dan bagaimana mengerjakan tulisan tersebut. Pada tahap ini ayah bunda dan pendidik seharusnya memberikan anak-anak jenis-jenis bahan untuk menulis seperti cat, buku, kertas dan crayon. Anak-anak akan menandai suatu goresan yang sedang dikerjakan sebagai suatu tulisan.
Kedua, tahap pengulangan secara linier (linier receptive stage). Anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal. Dalam tahap ini, anak berpikir bahwa suatu kata merujuk pada suatu yang besar mempunyai tali yang panjang daripada kata yang merujuk pada sesuatu hal yang kecil.
Ketiga, tahap menulis secara random (random latter stage). anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan dan menggunakan itu semua agar dapat mengulang berbagai kata dan kalimat. menghasilkan tali yang berisi pesan yang tidak mempunyai keterkaitan pada suatu bunyi dari berbagai kata.
Keempat, tahap menulis tulisan nama (letter-name writing or phonetic writing). Anak mulai anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi. Permulaan tahap ini sering digambarkan sebagai menulis tulisan nama karena anak-anak menulis tulisan nama dan bunyi secara bersamaan.
- Tahap Perkembangan Berhitung
Pada tahap perkembangan menghitung, targetnya bukan kemampuan berhitung cepat namun anak dipersiapkan untuk lebih memahami konsep berhitung. Ayah bunda dan pendidik dapat melatih anak untuk memecahkan masalah, bermain dengan angka dan berpikir kritis yang sangat penting untuk memahami konsep matematik. Matematika juga bisa dikaitkan dengan gambar-gambar buah agar anak merasakan matematika sebagai suatu yang penting bagi dirinya. Latihan persiapan berhitung dapat ayah bunda lakukan dengan beberapa tahapan.
Pertama, tahap menirukan hitungan. Anak mulai mengenal dan menirukan hitungan dengan menggunakan alat-alat permainan seperti gambar-gambar. Gambar-gambar tersebut dapat digunakan untuk mengajarkan konsep hubungan satu-satu. Jika anak mengambil suatu gambar ayah bunda atau pendidik dapat menyebutkan satu dan anak diajak menirukan bunyi satu dan seterusnya.
Kedua, tahap menghubungkan benda dan lambang bilangan. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal hubungan antara benda dan lambang bilangan. Misalnya anak mengambil dan berhitung buah jeruk kemudian ayah bunda atau pendidik menunjukkan lambang bilangan “dua” dan sebagainya, menghitung dengan jari-jarinya kemudian ayah bunda atau pendidik menunjuk lambang bilangan yang dimaksud anak.
Ternyata belajar calistung akan sangat menyenangkan jika dilakukan sesuai tahap perkembangannya ya ayah bunda. Agar buah hati lebih semangat belajar dan membudayakan literasi sejak dini, ayah bunda dan pendidik perlu mencari banyak ide dan cara menarik untuk memperkenalkan calistung pada anak. Semoga artikel ini dapat memberi banyak gambaran cara belajar calistung yang menyenangkan untuk ayah bunda dan pendidik.