Gizi Buruk dan Cara Mengatasinya untuk Anak Usia 0–5 Tahun

“Anak saya kok kelihatannya kurus, ya? Makan susah, sering sakit lagi…”
Kalimat ini sering terlontar dari mulut para ibu muda yang khawatir dengan kondisi anaknya. Kekhawatiran itu wajar, karena masa 0–5 tahun adalah masa emas pertumbuhan anak — sekaligus masa yang paling rentan terhadap masalah gizi.

Gizi yang baik bukan hanya soal anak terlihat gemuk atau kurus, tapi apakah tubuhnya mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh, belajar, dan bermain dengan optimal.


Apa Itu Gizi Buruk?

Gizi buruk adalah kondisi ketika tubuh anak kekurangan zat gizi dalam waktu lama, sehingga berat badan dan pertumbuhannya tidak sesuai dengan usia.
Berbeda dengan gizi kurang yang masih bisa segera diperbaiki, gizi buruk biasanya sudah berada pada tahap berat dan membutuhkan penanganan medis.

Anak dengan gizi buruk sering terlihat sangat kurus, otot-ototnya tampak mengecil, kulit kering, dan wajahnya tampak tua dari usianya.


Penyebab Gizi Buruk pada Anak Usia 0–5 Tahun

Gizi buruk tidak muncul begitu saja. Biasanya ada beberapa penyebab yang saling berhubungan, antara lain:

  1. Asupan makanan tidak seimbang
    Anak tidak mendapatkan cukup kalori, protein, vitamin, dan mineral dari makanan sehari-hari.

  2. Pola makan yang tidak sesuai usia
    Misalnya, MPASI yang diberikan terlalu dini atau sebaliknya terlalu terlambat, serta jenis makanan yang tidak sesuai kemampuan pencernaannya.

  3. Penyakit infeksi berulang
    Seperti diare, ISPA, atau cacingan. Saat anak sakit, nafsu makan menurun dan penyerapan gizi juga terganggu.

  4. Kurangnya pemantauan pertumbuhan
    Banyak orang tua tidak menyadari bahwa berat badan anak tidak naik sesuai grafik KMS (Kartu Menuju Sehat).

Baca juga  Makanan Bergizi untuk Anak: Kunci Tumbuh Kembang Optimal di Usia 0–5 Tahun

Tanda-Tanda Anak Mengalami Gizi Buruk

Sebagai orang tua, penting untuk peka terhadap tanda-tandanya. Berikut beberapa hal yang perlu diwaspadai:

  • Berat badan tidak naik selama 2 bulan berturut-turut atau malah turun.

  • Anak tampak lemas, kurang aktif, atau tidak seceria biasanya.

  • Kulit tampak kering, pucat, atau mengelupas.

  • Rambut mudah rontok dan tampak kusam.

  • Nafsu makan menurun drastis.

  • Pada kasus berat, wajah tampak cekung dan tubuh sangat kurus.

Jika tanda-tanda ini muncul, segera bawa anak ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan.


Cara Mengatasi dan Mencegah Gizi Buruk

Kabar baiknya, gizi buruk bisa dicegah dan diatasi dengan langkah sederhana yang dilakukan secara konsisten.

1. Berikan ASI Eksklusif

Untuk bayi usia 0–6 bulan, ASI eksklusif adalah sumber gizi terbaik. ASI mengandung semua zat yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi dan melindungi dari infeksi.

2. MPASI Bergizi Seimbang

Mulai usia 6 bulan, anak perlu MPASI (Makanan Pendamping ASI) yang bervariasi. Pastikan ada:

  • Sumber karbohidrat: nasi, kentang, jagung, ubi.

  • Sumber protein hewani: ayam, ikan, telur, hati ayam, daging sapi.

  • Sumber protein nabati: tempe, tahu, kacang hijau.

  • Sayur dan buah sebagai sumber vitamin dan serat.

Contoh menu sederhana untuk anak usia 1–5 tahun:
Nasi lembek + telur orak-arik + sayur bening bayam + potongan pisang.

3. Jaga Kebersihan Makanan dan Lingkungan

Makanan bergizi tidak akan banyak membantu jika anak sering terkena infeksi. Biasakan cuci tangan sebelum makan, jaga kebersihan alat makan dan air minum.

4. Rutin Pantau Pertumbuhan Anak

Gunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) atau aplikasi seperti KMS Online untuk memantau berat dan tinggi badan anak. Dengan begitu, kamu bisa tahu apakah tumbuh kembang anak masih sesuai jalur atau perlu perhatian lebih.

Baca juga  Stimulasi Pada Bayi Umur 0-3 Bulan

5. Konsultasikan ke Tenaga Kesehatan

Jika anak susah makan atau berat badan tidak naik, jangan menunggu terlalu lama. Konsultasikan ke dokter anak atau ahli gizi agar mendapat solusi sesuai kebutuhan anak.


Penutup: Ibu Adalah Garda Terdepan

Gizi buruk bukan hanya masalah angka di grafik, tapi tentang masa depan anak. Dengan perhatian, kasih sayang, dan pemahaman yang cukup, ibu bisa menjadi pahlawan bagi kesehatan si kecil.

Jangan ragu untuk bertanya, memantau, dan mencari bantuan.
Karena setiap sendok makanan bergizi yang ibu berikan hari ini, adalah investasi untuk masa depan anak yang lebih sehat dan cerdas. 🌟

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *